sukri.id
608 Kali Dibaca
Pariwisata

Harmoni dari Pulau Dewata, Membawa Senyum Tak Terlupakan

Teks: Waratawan MSI Grop saat di Tanah Lot

Cahaya obor menari dalam gelap, menerangi wajah-wajah penuh kekaguman. Di bawah tebing Uluwatu yang menjulang, suara “cak-cak-cak” dari 70 pria menggema, membawa cerita epik Ramayana hidup di hadapan penonton.

Tari Kecak malam itu bukan hanya pertunjukan seni, itu adalah pengalaman magis yang menggetarkan jiwa.

Teks: Tari Kecak

“Ini bukan sekadar tarian. Rasanya seperti pintu ke dunia lain terbuka di depan kita,”ungkap Adit dengan rasa haru melihat tontonan yang menegangkan sambil memandang ke arah panggung.

Pertunjukan di Pura Uluwatu menjadi puncak perjalanan saya bersama MSI Group di Bali. Namun, untuk sampai pada momen ini, mereka harus menapaki kisah yang penuh warna, mulai dari adrenalin hingga kedamaian yang menenangkan jiwa.

Beberapa jam sebelum menikmati keajaiban Uluwatu, saya bersama rombongan MSI merasakan sensasi berbeda di Pantai Tanjung Benoa. Aminah dan Ira, dua wartawan MSI, memberanikan diri mencoba jetski untuk pertama kalinya. Tawa mereka pecah saat melaju di atas air, menantang ombak dengan penuh keberanian.

“Awalnya deg-degan, tapi begitu jalan, rasanya luar biasa. Ini pengalaman yang nggak akan saya lupakan,” ucap Aminah, masih dengan mata berbinar.

Keseruan itu menjadi pelipur dari pagi yang dimulai dengan hujan gerimis di Tanah Lot. Meski basah kuyup, semangat teman-teman tetap membara saat melihat pura megah berdiri kokoh di atas batu karang. Ombak menghantam tanpa henti, tapi keagungan tempat itu tidak tergoyahkan.

“Tanah Lot mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati ada pada keteguhan menghadapi tantangan,” ujar Adi, salah satu anggota rombongan.

Teks: Desa Pelimpuran Dengan Baju Daerah di Sewa

Sehari sebelumnya, perjalanan MSI Group lebih tenang, dengan fokus pada keindahan alam. Pagi itu dimulai di Desa Penglipuran, sebuah tempat yang membuat waktu terasa berjalan mundur. Rumah-rumah tradisional yang rapi dan taman-taman bunga yang asri membuat setiap langkah di sana seperti berada dalam buku dongeng.

“Di sini, hidup terasa lebih sederhana, tapi penuh makna. Ini pengingat bahwa kebahagiaan seringkali ada di hal-hal kecil,” kata Ira, sambil mengagumi jalanan desa yang bersih.

Perjalanan dilanjutkan ke Jatiluwih Rice Terrace, lanskap sawah bertingkat yang diakui UNESCO sebagai situs warisan dunia. Hamparan hijau sejauh mata memandang memberikan ketenangan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Namun, langit muram menyambut rombongan saat mereka tiba di Kintamani. Kabut tebal menyelimuti pemandangan Gunung Batur, menghilangkan panorama indah yang biasanya terlihat. Meski begitu, suasana hangat terjalin saat mereka berbagi hidangan khas Bali di sebuah restoran lokal.

“Kadang kita tidak bisa mengontrol keadaan, tapi kita bisa menikmati momen dengan cara lain,” ujar Sucilawati CEO Insitekaltim.

Dari Pura Uluwatu hingga Desa Penglipuran, perjalanan ini mengajarkan saya tentang harmoni. Harmoni antara manusia dan alam, modernitas dan tradisi serta kerja keras dan kebersamaan.

“Bali bukan hanya tentang keindahan, tetapi tentang bagaimana kita menemukan keseimbangan dalam hidup,” ucap Adit yang masih teringat indahnya Pulau Dewata.

Kenangan ini akan terus hidup di hati, mengingatkan bahwa setiap perjalanan memiliki cerita dan pelajaran yang tak ternilai.

Related posts

30 Peserta akan Ambil Bagian Lomba Sampan di Inhu

Andi

Bantaran Sungai Karang Mumus akan Dijadikan Tempat Kuliner

Athirah

Kampung Kopi Luwak Prangat Baru akan Dibangun Rest Area

Athirah

Leave a Comment