Samarinda – Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim Darlis Pattalongi mengungkapkan bahwa meskipun banyak kemajuan dicapai di usia Kalimantan Timur yang ke-68, aspirasi masyarakat masih banyak yang belum terakomodasi.
Hal ini, menurut Darlis, menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah untuk lebih responsif dan kolaboratif dalam melayani kebutuhan masyarakat.
“Sebagai penyelenggara pemerintahan, pelayan publik, kita juga harus menyadari masih banyak hal-hal yang belum kita lakukan, masih banyak hal-hal yang belum sempurna.”ungkap Darlis.
“Masih banyak aspirasi-aspirasi masyarakat yang tercecer, yang belum kita agregasi, sehingga itu menjadi tantangan ke depan,” lanjut Darlis dalam momentum peringatan HUT Kalimantan Timur ke-68 pada Rapat Paripurna DPRD Kaltim, Rabu 8 Januari 2024.
Meski di usia Kaltim ke-68, berbagai pencapaian telah diraih. Namun, Darlis mengingatkan kemajuan tersebut belum sepenuhnya merata. Beberapa kebutuhan masyarakat di berbagai daerah, terutama yang berada jauh dari pusat pemerintahan, masih belum terpenuhi.
Ia juga mendorong pemerintah untuk lebih proaktif dalam mendekati masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah dengan akses terbatas. Menurutnya, pendekatan ini penting agar pelayanan publik dapat dirasakan secara merata.
Salah satu contoh konkret aspirasi yang tercecer adalah sektor pendidikan. Darlis menyoroti disparitas yang masih tinggi antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Kaltim.
“Angka putus sekolah masih tinggi, kualitas pengajaran masih kurang dan sarana prasarana pendidikan di beberapa daerah belum memadai. Pemerintah harus mendekatkan fasilitas pendidikan kepada masyarakat, terutama di daerah terpencil,” jelas Darlis.
Ia menekankan pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan masyarakat untuk mencari fasilitas pendidikan, terutama jika kondisi ekonomi mereka rendah. Sebaliknya, pemerintah harus berinisiatif menyediakan fasilitas tersebut di lokasi yang mudah dijangkau.
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi perhatian. Darlis menyebutkan bahwa pemerataan fasilitas kesehatan masih menjadi masalah utama.
“Fasilitas kesehatan tidak merata, tenaga medis masih kurang dan anggaran kesehatan belum sesuai amanat undang-undang. Ini persoalan klasik, tapi tetap harus kita selesaikan,” tutupnya.